Friday, March 9, 2012

MOVIEEEEESS!!


Siapapun yang berniat nonton film ini, segera batalkan niat Anda! Seriously, rasanya aku gak pernah nonton film horor yang ngebosenin kayak gini. Kalian yang mengira akan melihat penampakan-penampakan di sepanjang film ini, siap-siaplah kecewa. Sepanjang film isinya ngobrol doank booo'! Spoiler yah, hantunya baru muncul kurang lebih di 10 menit sebelum filmnya berakhir donk. Dan emang nyeremin sik hantunya (sampai ngumpet ke si mas), tapi...bahkan ending-nya pun mengecewakan. Beberapa hal gak jelas, nanggung, ganjil. Tapi aku malas ngebahasnya...heuheu.


Best Indonesian action movie everrr! Setidaknya itu menurut pandapatku. Sinematografinya layak diacungi jempol. Apalagi aksi baku tembak dan sambit-sambitannya, keren. Darah di mana-manaaa...huehehe. Salut deh pokoknya buat Iko Uwais dan Yayan Ruhian sang fight choreographers. Meski demikian, rasanya kalau ngomongin film ini gak perlu ngebahas story-nya ya. Cerita tentang sekelompok anggota SWAT yang melakukan penyerbuan ke markas mafia narkoba lalu akhirnya malah terjebak di sana, kurasa gak istimewa. Fight-nya sik yang menonjol. Meski tak bisa dipungkiri, beberapa scene bikin emosi saya sempat up-down, hehe... Senang bisa menikmati film bagus karya anak bangsa. Salah satu film terbaik yang saya tonton sepanjang tahun 2012 ini deh. Dan aku udah gak sabar menantikan sequel-nya! :) Satu prestasi tersendiri berhasil nonton film ini sendirian, SENDIRIAN. Catet. Dan kebayang donk gimana rasanya...huhuhu. Meski di kanan-kiri saya ada penonton lain, teteup aja yaaa. Dan yah, dari awal film ini udah bikin bulu kuduk berdiri. Gimana engga kalau belum apa-apa kita udah disuguhi adegan tiga anak perempuan berwajah boneka yang tiba-tiba loncat dari atap setelah melihat bayangan si "wanita berpakaian serba hitam". Oops, spoiler. Intinya sih...setiap orang yang melihat si 'wanita' ini, maka akan ada kejadian sadis yang menimpa anak-anak kecil di sekitar si pelihat itu. Seram yaaah, dan itulah yang menimpa si Daniel Radcliffe ini. Sebelum saya ber-spoiler lebih jauh, buat pecinta film horror, nonton deh. Not bad, lumayan bisa bikin jejeritan. Dan buat yang penakut, kalau mau nonton bawa pacar/temannya ya, hehehe...


It's Thai movie agaiiiiin~ Nonton film ini berkat tiket gratisan dari teman nih, hehe... Ceritanya lucuuuuu! Romantis tapi juga bikin ngakak abis deh. Apalagi kalau ngeliatin pemerannya yang cakep-cakep, hehe...kalau kata temanku, "ceweknya lucuk". She is! But hey, is it just me or the casts more looks like Korean?!? But anyway, buat yang punya hubungan beda usia (ceweknya lebih tua dari cowoknya) dan gak ngerasa pede, coba deh nonton film ini, biar ada sedikit pencerahan. Nice movie! So, what's next? :) Next, Hugo (in 3D)...woohoo! Butuh perjuangan loooh cuma buat nonton film ini. Hehe... Pas kepingin nonton, pas si Roy ngajakin nonton rame-rame. Dan lagi-lagi aku nonton tanpa baca review-nya. Setengah sengaja sih, karena lebih kepingin mencerna ceritanya pas nonton. Never thought that it's a sad movie. Kenapa yaaah, film tentang ayah tuh selalu bikin nangiiiiiss! Tapi inti dari film yang menggambarkan penghargaan terhadap film dan maker-nya ini bagus banget. PLUS, setting-nya di Paris (kyaaaaa~), di stasiun. Which is stasiunnya bagus bangeeet yah di sana. Mungkin ini disebabkan juga oleh cinematografi yang indah. Yang istimewa dari film ini selain dua hal tadi ya tentunya kemunculan Jude Law yang ganteng seperti biasanya, hihi. Dan juga si Chloe Grace Moretz, yang kuingat sebagai vampir cilik di film Let Me In. Dan entah karena nonton versi 3D atau apa, nonton film ini kok berasa nonton animasi ya?!?
Setelah lama gak ke bioskop, aku kembaliiiii untuk menonton film lagih. Dan film yang beruntung itu adalah The Artist. Yeap, film pemborong piala Oscar 2012 itu. Awalnya agak pesimis bakal ngerti ama ceritanya hahaha... Secara film bisu gitu yah. Pertama bisu kedua yang pernah kutonton selama hidupku selain filmnya Charlie Chaplin. :D Tapi ternyata filmnya sangat mudah dicerna dan dimengerti. Suka ide dan jalan ceritanya tentang prinsip dan idealisme, serta setting-nya yang gak klasik, setting tahun 1920-an. Adorable!! Dan semua properti ama kostum yang dipakai di sini, perfect. Khas tahun 20-an banget. Termasuk wajah si Jean Dujardin yang asli jadul abiiiiiiiss. It's amazing how Gavin Wiesen can make a perfect visualization of 20's and how the actors deliver the story without talking. Good movie indeed. :)

No comments: