Jadwal berangkat ngantor pagi ini tidak seperti biasanya. Kalau biasanya bisa bangun agak siang dan bersiap-siap dengan santai karena dijemput teman, pagi ini saya harus bangun lebih pagi karena teman saya hari ini gak ngantor. Itu artinya saya musti ngantor naik bus. Alhamdulillah mata, hati, dan pikiran saya pagi ini sangat kooperatif. Dengan penuh kesadaran langsung terjaga dan beranjak dari tempat tidur tak begitu lama setelah alarm berbunyi.
Begitu bangun langsun sholat subuh, manasin air, mandi, terus siap-siap. Yang biasanya saya baru selesai siap-siap jam 06:45, kali ini saya berhasil menyiapkan diri di jam 06:15! Yay, bangga saya. Haha...
Menurut pengalaman, kalau saya bisa tiba di tempat menunggu bus sebelum jam 06:20, saya bisa dapat bus yang lewat sebelum atau tepat pukul 06:30. Insyaallah gak akan terlambat sampai kantor kalau begitu. Tapi untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Saya sudah menunggu dari jam 06:20. Tapi menit demi menit berlalu tanpa satu pun bus yang akan saya tumpangi lewat. Saya melirik jam tangan, "Oh masih setengah tujuh lebih sedikit, mungkin sebentar lagi." Lalu jam menggerakkan jarum panjangnya ke angka 06:35, bus masih belum lewat. Saya jadi cemas. Lima menit lagi berlalu, bus masih juga belum lewat. Saya makin cemas. Dan emosi. Baru lima menit kemudian, pukul 06:45, busnya (baru) datang. "Alamat telat deh!", pikir saya. Saya pun (gak pakai lama) melambaikan tangan sambil setengah emosi, pasang tampang marah, lalu masuk dan duduk sambil mulut masih manyun. Saking kesalnya, saya sampai menegur kondektur saat membayar ongkos (tidak biasa-biasanya berani loh). Yang makin bikin kesal saat saya tegur kenapa lewatnya lama sekali, sang kondektur dengan polosnya bilang, "Masa sih?" Uuuh...menyebalkan!
Sambil terus manyun dan mengernyitkan dahi, sepanjang perjalanan saya terus berpikir apa yang salah dengan aktivitas pagi hari saya kali ini.
1. Bangun lebih pagi : OK
Begitu bangun langsun sholat subuh, manasin air, mandi, terus siap-siap. Yang biasanya saya baru selesai siap-siap jam 06:45, kali ini saya berhasil menyiapkan diri di jam 06:15! Yay, bangga saya. Haha...
Menurut pengalaman, kalau saya bisa tiba di tempat menunggu bus sebelum jam 06:20, saya bisa dapat bus yang lewat sebelum atau tepat pukul 06:30. Insyaallah gak akan terlambat sampai kantor kalau begitu. Tapi untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Saya sudah menunggu dari jam 06:20. Tapi menit demi menit berlalu tanpa satu pun bus yang akan saya tumpangi lewat. Saya melirik jam tangan, "Oh masih setengah tujuh lebih sedikit, mungkin sebentar lagi." Lalu jam menggerakkan jarum panjangnya ke angka 06:35, bus masih belum lewat. Saya jadi cemas. Lima menit lagi berlalu, bus masih juga belum lewat. Saya makin cemas. Dan emosi. Baru lima menit kemudian, pukul 06:45, busnya (baru) datang. "Alamat telat deh!", pikir saya. Saya pun (gak pakai lama) melambaikan tangan sambil setengah emosi, pasang tampang marah, lalu masuk dan duduk sambil mulut masih manyun. Saking kesalnya, saya sampai menegur kondektur saat membayar ongkos (tidak biasa-biasanya berani loh). Yang makin bikin kesal saat saya tegur kenapa lewatnya lama sekali, sang kondektur dengan polosnya bilang, "Masa sih?" Uuuh...menyebalkan!
Sambil terus manyun dan mengernyitkan dahi, sepanjang perjalanan saya terus berpikir apa yang salah dengan aktivitas pagi hari saya kali ini.
1. Bangun lebih pagi : OK
2. Sholat subuh : OK
3. Gak kelamaan mandi dan siap-siap : OK
4. Datang ke bus stop sebelum jam kedatangan bus : OK
Sejauh yang saya ingat, yang salah adalah bus itu. "Kenapa dia tidak datang pada waktunya?!? Kalau saya telat gimana?!?" Itu terus yang saya pikirkan. Namun semakin dipikirkan saya semakin sadar. Buat apa juga saya terus-terusan ngedumel. Toh busnya sudah datang, alhamdulillah jalanan lancar dan sang sopir dengan penuh kesadaran gak pakai ngetem-ngetem segala. Dan hey, saya gak telat loh. Tiba di kantor tepat pada waktunya. Alhamdulillah... Jadi saya telah memutuskan bahwa kejadian pagi ini hendaknya diambil saja hikmahnya. Bukan lagi soal harus bangun pagi, tapi soal kesabaran dan keikhlasan. Sabar dalam menanti kedatangan bus, ikhlas dalam menerima resiko yang mungkin timbul akibat keterlambatan kedatangan angkutan umum, yaitu terlambat ngantor. Tapi ya sudahlah, seperti yang sudah saya katakan, toh saya tidak terlambat. Terimakasih kepada Allah SWT atas morning lesson-Nya. Have a good day, everyone. ♥
3. Gak kelamaan mandi dan siap-siap : OK
4. Datang ke bus stop sebelum jam kedatangan bus : OK
Sejauh yang saya ingat, yang salah adalah bus itu. "Kenapa dia tidak datang pada waktunya?!? Kalau saya telat gimana?!?" Itu terus yang saya pikirkan. Namun semakin dipikirkan saya semakin sadar. Buat apa juga saya terus-terusan ngedumel. Toh busnya sudah datang, alhamdulillah jalanan lancar dan sang sopir dengan penuh kesadaran gak pakai ngetem-ngetem segala. Dan hey, saya gak telat loh. Tiba di kantor tepat pada waktunya. Alhamdulillah... Jadi saya telah memutuskan bahwa kejadian pagi ini hendaknya diambil saja hikmahnya. Bukan lagi soal harus bangun pagi, tapi soal kesabaran dan keikhlasan. Sabar dalam menanti kedatangan bus, ikhlas dalam menerima resiko yang mungkin timbul akibat keterlambatan kedatangan angkutan umum, yaitu terlambat ngantor. Tapi ya sudahlah, seperti yang sudah saya katakan, toh saya tidak terlambat. Terimakasih kepada Allah SWT atas morning lesson-Nya. Have a good day, everyone. ♥
No comments:
Post a Comment