Begitu Cinema21 mengumumkan kalau film ini akan tayang perdana hari Rabu tanggal 12 Mei kemarin aku langsung merencanakan untuk menontonnya sepulang dari kantor hari itu. Dan ternyata rencana yang pada detik-detik terakhir semapat nyaris kubatalkan karena satu dan lain hal malah justru 'secara kebetulan' terlaksana. Beberapa jam sebelum jam pulang kantor temanku mengirimiku pesan ajakan menonton film ini. Wooow, kebetulan yang sangat menyenangkan! Terimakasih yah! (^-^)
Back to the movie... Sebelum nonton film ini saya sempat membaca review yang kurang menyenangkan tentangnya dari sebuah laman tentang film. Sempat jadi agak pesimis sih, dan setelah nonton, yah saya antara setuju dan tidak setuju dengan laman itu. Yang saya ingat sekali dari komentar di laman itu adalah bahwa mereka menyebutkan kalau film ini 'bloodless'. Bagaimana tidak? Meskipun di film ini digunakan senjata pembunuh, tetap yang paling dominan adalah anak panah yang meluncur kesana-kemari. Jadi gak mengherankan jika gak terlalu banyak darah yang keluar akibat tusukan anak panah-anak panah itu. Setau saya sih luka yang disebabkan oleh anak panah memang biasanya tidak terlalu banyak mengeluarkan darah. Tapi bicara soal panah dan anak panah, saya kok agak kecewa karena tokoh Robin ini tidak terlalu sering menggunakan senjata ini dalam bertarung seperti bagaimana seharusnya Robin Hood. Malah lebih banyak menggunakan pedang. Pada intinya, untuk urusan perang-perangan di film ini mah saya nyerah deh. Gak bisa berkomentar banyak selain bilang, "biasa aja deh".
Terus, ada satu hal di dalam cerita film ini yang saya rasa kurang. Yaitu bagian percintaan dan sedih-sedihannya. Gak tau kenapa, saya gak bisa merasakan sedikit pun cinta yang dialami Robin dan Marion. Begitu juga kesedihan karena kematian Raja Richard maupun Sir Loxley, maupun kesedihan yang dirasakan Marion saat menerima kabar suaminya meninggal. Gak ada feel-nya sama sekali! Dan ada hal dari film ini yang bikin saya agak ilfeel. Bukan hal yang besar ataupun penting sih, bukan juga mengenai adegan-adegannya, tapi saya beneran ilfeel ngeliatnya, karena jorok. Di sepanjang film, saat para aktor berdialog, air liurnya muncrat kemana-mana! Yuks...menjijikkan!
Well anyway, di akhir film diceritakan bahwa Robin Longstride atau yang dikenal sebagai Robin Hood dinyatakan sebagai penjahat yang akan diburu seumur hidupnya. Di sini saya merasa ganjil dengan kalimat 'Robin Longstride atau yang dikenal sebagai Robin Hood' karena dari awal film tokoh Robin Longstride sama sekali tidak pernah memperkenalkan atau diperkenalkan dengan nama itu. Melainkan sebagai Sir Robert Loxley selama masa penyamarannya. Jadi bukankah kalimat itu agak aneh? Film ini kan mengisahkan awal perjalanan Robin Hood, jadi harusnya panggilan itu diperkenalkan setelah ia melakukan aksinya sebagai si pencuri dari hutan dan setelah ia melaksanakan aksinya tentu. Tapi toh ini bukan film yang terlalu buruk lah kalau menurut saya. Lumayan juga sebagai pembuka long weekend saya, hehe... Have a great long weekend, everyone! ☆彡
Back to the movie... Sebelum nonton film ini saya sempat membaca review yang kurang menyenangkan tentangnya dari sebuah laman tentang film. Sempat jadi agak pesimis sih, dan setelah nonton, yah saya antara setuju dan tidak setuju dengan laman itu. Yang saya ingat sekali dari komentar di laman itu adalah bahwa mereka menyebutkan kalau film ini 'bloodless'. Bagaimana tidak? Meskipun di film ini digunakan senjata pembunuh, tetap yang paling dominan adalah anak panah yang meluncur kesana-kemari. Jadi gak mengherankan jika gak terlalu banyak darah yang keluar akibat tusukan anak panah-anak panah itu. Setau saya sih luka yang disebabkan oleh anak panah memang biasanya tidak terlalu banyak mengeluarkan darah. Tapi bicara soal panah dan anak panah, saya kok agak kecewa karena tokoh Robin ini tidak terlalu sering menggunakan senjata ini dalam bertarung seperti bagaimana seharusnya Robin Hood. Malah lebih banyak menggunakan pedang. Pada intinya, untuk urusan perang-perangan di film ini mah saya nyerah deh. Gak bisa berkomentar banyak selain bilang, "biasa aja deh".
Terus, ada satu hal di dalam cerita film ini yang saya rasa kurang. Yaitu bagian percintaan dan sedih-sedihannya. Gak tau kenapa, saya gak bisa merasakan sedikit pun cinta yang dialami Robin dan Marion. Begitu juga kesedihan karena kematian Raja Richard maupun Sir Loxley, maupun kesedihan yang dirasakan Marion saat menerima kabar suaminya meninggal. Gak ada feel-nya sama sekali! Dan ada hal dari film ini yang bikin saya agak ilfeel. Bukan hal yang besar ataupun penting sih, bukan juga mengenai adegan-adegannya, tapi saya beneran ilfeel ngeliatnya, karena jorok. Di sepanjang film, saat para aktor berdialog, air liurnya muncrat kemana-mana! Yuks...menjijikkan!
Well anyway, di akhir film diceritakan bahwa Robin Longstride atau yang dikenal sebagai Robin Hood dinyatakan sebagai penjahat yang akan diburu seumur hidupnya. Di sini saya merasa ganjil dengan kalimat 'Robin Longstride atau yang dikenal sebagai Robin Hood' karena dari awal film tokoh Robin Longstride sama sekali tidak pernah memperkenalkan atau diperkenalkan dengan nama itu. Melainkan sebagai Sir Robert Loxley selama masa penyamarannya. Jadi bukankah kalimat itu agak aneh? Film ini kan mengisahkan awal perjalanan Robin Hood, jadi harusnya panggilan itu diperkenalkan setelah ia melakukan aksinya sebagai si pencuri dari hutan dan setelah ia melaksanakan aksinya tentu. Tapi toh ini bukan film yang terlalu buruk lah kalau menurut saya. Lumayan juga sebagai pembuka long weekend saya, hehe... Have a great long weekend, everyone! ☆彡
No comments:
Post a Comment