Aduh...tolong yah, jangan pernah memintaku untuk menonton film apapun lagi tentang zombie! Secara cerita film ini lucu sih...kesan seram yang selalu ada dalam setiap film bertemakan zombie jadi hilang, bikin gak takut. Tapi secara visualisasi, jangan tanya padaku. Menjijikkan! Aku gak tahan banget ngeliat mulut-mulut penuh darah dan daging kayak gitu. Hiiiiiiiyyy...jijik!!!
Film yang menceritakan tentang seorang juru bicara dari asosiasi 'pendukung' rokok ini dari awal sampai akhir film ini was totally boring! Hanya berisi dialog-dialog antar para pemeran. Aku bahkan tidak bisa terlalu memahami isinya. Sekadar tau kalau ia menjalani pekerjaan yang dibenci banyak orang dan betapa asosiasi tembakau yang dibelanya selama ini telah merugikan banyak orang dan harus membayar ganti rugi yang sangat besar sebelum akhirnya ditutup. Tidak ada satu pun hal yang menarik di dalam film ini. Film yang buruk untuk mengawali marathon film saya kali ini.
Film ini menceritakan tentang seorang pemain cello muda yang sangat berbakat tapi gagal mencapai kesuksesan akibat penyakit schizophrenia yang dideritanya. Dan tentang usaha seorang penulis kolom harian di koran Times, Mr. Lopez (Robert Downey Jr.) yang selalu berusaha membantunya sembuh dari penyakitnya itu. Film ini biasa aja sih sebenarnya. Saya mengharapkan sebuah cerita yang lebih dramatis sebenarnya, tapi ternyata ceritanya gak terlalu memuaskan.
Seperti yang sudah saya tulis (secara panjang lebar tentang jalan ceritanya) di postingan sebelumnya, film ini memang bagus banget. Jalan ceritanya khas jaman kerajaan. Penuh intrik tentang perebutan harta dan cinta. Sangat direkomendasikan untuk ditonton.
Cerita film ini memang gak ada duanya! Dengan mengangkat cerita tentang sebuah kelahiran yang abnormal, film ini berhasil membuat saya kehilangan nafsu makan saat menontonya...haha. Film ini sungguh unik, saya sangat mengagumi make up artistnya yang mampu mendandani Benjamin (Ben Affleck) dan Daisy (Cate Blanchett) sesuai dengan tingkatan-tingkatan usia yang mereka alami. Keren... Menurut saya selain ceritanya yang tidak biasa itu jadi makin bagus ya karena make up artistnya yang bagus juga. Hehe... Like this!
Film sekuel percintaan yang pembuatannya berjarak 9 tahun ini bagus juga. Before Sunrise dirilis pada tahun 1995, sedangkan sekuelnya, Before Sunset, dirilis pada tahun 2004 dan diperankan oleh orang yang sama. Cukup kaget juga ngeliat perubahan Jesse (Ethan Hawk) dan Celine (July Delpy) setelah 9 tahun. Meskipun jalan ceritanya tidak terlalu unik, tapi kisah cinta mereka menurutku sangat romantis. Dua orang yang baru saling mengenal di dalam kereta berkenalan lalu saling jatuh cinta. Mereka menjalani kisah cinta yang sangat singkat di Wina, hanya satu malam dan merupakan satu-satunya hari yang mereka miliki karena mereka harus berpisah keesokan harinya. Mereka berjanji untuk bertemu lagi di stasiun tempat mereka bertemu pertama kali enam bulan kemudian tanpa bertukar alamat dan nomor telepon.
Tapi mereka tak pernah bertemu di hari yang dijanjikan. Mereka baru bertemu 9 tahun kemudian saat Celine yan secara sengaja menghadiri acara di sebuah toko buku di Paris di mana Jesse berada untuk tur promosi buku yang ditulisnya. Dari situ mereka saling bercerita tentang romantika sesaat mereka 9 tahun lalu. Di sini mereka baru tau, meskipun Jesse sudah berkeluarga dan Celine telah banyak menjalin hubungan dengan pria, mereka tidak pernah bahagia karena masih saling mencintai dan saling mengharapkan. Tapi ceritanya berakhir di sini. Apakah mereka akhirnya bersama atau tidak, itu terserah kita-kita yang menonton. Karena 'Jika kau menceritakan semuanya, itu akan merusak cerita'. Nice movie.
Sent using a Sony Ericsson mobile phone
No comments:
Post a Comment