Satu lagi film laga yang...biasa ajah. Hehe... Sebagai film laga, film ini punya hampir segalanya. Aktor-aktor laga papan atas, stok senjata yang mencukupi, peluru serta bom yang serasa gak ada habisnya, adegan-adegan perkelahian, serta darah yang bermuncratan (bahasa apa lagi ini) dimana-mana. Sebagai seorang perempuan tetap saja aku takut melihat darah bermuncratan dan tubuh hancur bertebaran (yucks!). Tapi dari sisi cerita ya begitu-begitu saja. (Memangnya apa sih yang kuharapkan dari film action?!?)
Mungkin yang agak spesial dari sini adalah para aktornya yang notabene aktor laga kawakan semua. Mulai dari Sylvester Stallone (sebagai producer, sutradara, sekaligus pemeran utama. *rollingeyes), Jason Statham (aww...kalau yang ini saya suka, hehe), Jet Li (untung bukan Jacky Chan, bisa-bisa berubah jadi parody action movie, hehe jahatnya), Mickey Rourke (wow aku masih ingat banget aksinya yang keren di Iron Man 2), Dolph Lundgren, dll yang tergabung dalam kelompok pembunuh bayaran, The Expendables, sampai Bruce Willis dan Arnold Schwarzenegger yang cuma kebagian beberapa menit saja. Untungnya di tengah-tengah para aktor senior ini (baca: tua) ada si keren Jason Statham yang menyegarkan mata, jadi gak terlalu membosankan (aduh, aksen British-nya gak nahan!). Hehe... Sayang sekali aktor laga senior favoritku, Bruce Willis, cuma sebentar banget munculnya. Dan bagiku sayang sih gak ada Van Damme di sini. (Kenapa? Baca saja ulasannya di Yahoo! Movie yah...)
Well, bicara soal hal lainnya dari film ini, soal terjemahan lagi-lagi ada beberapa yang meleset. Yah, mba Ireine Pontoh dan mas Yusupadi kan manusia juga (lagi-lagi aku menyenangkan diri dengan kalimat itu), tapi kok ya berulang terus ya kesalahannya...huhu. Ah tapi tega betul aku ini bicara begini, aku juga kan bukan seorang penerjemah yang jago. (Maafkan saya yah mba dan mas penerjemah).
Dan menurutku beberapa hal di film ini berasa agak gantung. Seperti bagaimana kelanjutan si Mr. Church (Bruce Willis) setelah misi yang diemban The Expendables terselesaikan? Kenapa dia gak muncul-muncul lagi? Seolah-olah kemunculannya cuma sebagai pelengkap saja, huh. Terus, sebenarnya apa sih fungsi kemunculan Arnold Schwarzenegger sebagai tokoh bernama Trench di film ini? Cuma untuk menunjukkan bahwa ia dan Barney (Stallone) bermusuhan dan begitu saja mengalah dengan menyerahkan tawaran Mr. Church pada Barney dkk? So stupid. Lalu soal Ying Yang (Jet Li). Di film ini ia selalu berkata bahwa ia menginginkan kenaikan gaji untuk keperluan keluarganya. Namun pada akhirnya ia mengaku bahwa ia belum berkeluarga, tapi tidak dijelaskan untuk apa sebenarnya ia menginginkan kenaikan gaji. Huft... Terus apa lagi ya? Hmm...sementara baru itu saja yang kuingat. Sambung lagi kapan-kapan jika aku sudah mendapat jawabannya yah. Tapi menurut kabar yang kubaca di internet, Stallone berniat membuat sekuel film ini. Kita lihat dan tunggu saja apakah pertanyaan-pertanyaanku tadi akan terjawab atau malah akan bertambah. Fin.
Mrs. Pitt is back! Wooow...kayaknya udah lama ya gak nonton aksi mba Jollie di layar lebar. Terakhir kali nonton kayaknya Mr. & Mrs. Smith deh (!) Yang jelas senang bisa melihat aksi si sexy ini kembali. SALT was cool. Aku sih cukup menikmatinya. Aksi laga digabung dengan kejahatan inteligen kayak gini emang udah banyak, tapi tetap tidak menyesal mengikuti yang satu ini. Dan mba Jollie tetap aktris wanita terbaik untuk urusan film action kayak gini. Gak ngerti juga kenapa sampai ada yang mengomentari film ini sebagai film murahan. Apakah karena jalan ceritanya yang sudah biasa atau karena adegan-adegan laga yang dilakoni Salt nyaris mustahgil bagi seorang wanita, atau apa? Yang jelas film ini masih lebih baik daripada film-film lokal yang harusnya tak lulus sensor itu, bukan? :)
Dari dulu, gak tau kenapa, aku selalu takut sama Nazi dan suka tegang tiap kali nonton film-film tentang Nazi dan si pak kumis, Adolf Hitler (tentu saja aku tetap lebih takut nonton film hantu). Padahal apanya yang seram, coba?!? Yang ada Nazi itu kejam. Tapi yaaa, kali ini aku telah memaksa diriku nonton another movie about Nazi. Dan dari awal filmnya diputar hawanya tegang melulu. Katanya sih film ini berdasarkan kisah nyata usaha penjatuhan Hitler. Tak terlalu ribet sih taktiknya, hanya saja melibatkan orang banyak jadi berasa tegang. Lumayan deh buat hiburan tengah minggu.