Film ini biasaaa bangeeet... Cerita cinta kurang mengena di hati(ku). Entah kenapa. Dan jika melihat film tentang pernikahan seperti ini, mau gak mau akan membandingkannya dengan film-film bertema serupa. Dan dibandingkan dengan film pernikahan yang terakhir kutonton, Bride Wars, film ini gak ada apa-apanya.
Film tentang seorang pelayan pembuat pie yang besuamikan lelaki super posesif dengan problematika rumah tangganya. Aku tau banyak film yang mengangkat tentang tekanan psikologis seperti ini, tapi film ini tetap bagus berkat pie dan soundtrack 'Baby Don't You Cry'-nya. Dan aku suka banget adegan saat si waitress ini terbengong-bengong lalu perlahan tersenyum lebar waktu dokter kandungannya mengajaknya berkencan. Nice movie, liked this one.
Well, aku gak tau apa sebenarnya yang mau diceritakan oleh si pembuat film ini selain dirinya sendiri. Oh my God, he's totally narcist! Dari awal sampai akhir yang diceritakan adalah si penulis sendiri dan semua pikiran-pikiran dalam otaknya. Bahkan narsisme yang ditunjukkan Tony Stark dalam Iron Man gak ada apa-apanya deh. Film yang sangat berlebihan narsismenya. Tapi bagian menjelang akhir filmnya cukup memberikan kejutan. Not too bad.
Another movie 'bout schizophrenia. Bagian yang paling kusukai pada film ini adalah pas terungkapnya penyakit John Nash. Bahwa ia mengidap schizophrenia, bahwa teman sekamar yang dikenalnya di Princeton Univ dan keponakannya serta supervisor yang mengangkatnya jadi mata-mata Rusia selama bertahun-tahun rupanya hanya tokoh khayalan. Selanjutnya bagian-bagian yang menceritakan perjuangannya melawan penyakit kurasa aman saja, sedikit membosankan but it was OK.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
No comments:
Post a Comment